Bumi Bukan Hanya Milik Manusia Dalam Memperingati One Health Day

Bumi Bukan Hanya Milik Manusia Dalam Memperingati One Health Day
Bumi Bukan Hanya Milik Manusia Dalam Memperingati One Health Day. Nyaris luput dari perhatian banyak orang, setiap tanggal 3 November diperingati sebagai One Health Day. Tujuan dari peringatan One Health Day ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan yang sehat dimana di dalamnya terdapat komponen manusia dan hewan. Tema yang diangkat dalam peringatan One Health Day 2018 adalah Connecting Human, Animal, and Environmental Health. Peringatan One Health Day diusulkan oleh tiga organisasi besar dunia yaitu, One Health Commission, One Health Initiative dan One Health Platform Foundation, yang bertujuan untuk menarik perhatian dunia akan pentingnya konsep dan penerapan One Health.
One Health adalah usaha kolaborasi berbagai profesi dan institusi kesehatan yang bekerja secara lokal, nasional, dan global dalam mencapai kesehatan yang optimal melalui pencegahan dan mitigasi dampak buruk akibat interaksi hewan, manusia, dan lingkungan. Tidak hanya mewujudkan kesehatan masyarakat, ketika diterapkan dengan benar maka One Health akan membantu mempertahankan keanekaragaman hayati dan melindungi keberlangsungan ekosistem di bumi. Gerakan One Health di Indonesia secara konsisten terus dikampanyekan oleh Indonesia One Health University Network (INDOHUN).
“INDOHUN merupakan wadah untuk akademisi, pembuat kebijakan, peneliti, profesional, dan masyarakat untuk bekerjasama menyelesaikan masalah Indonesia dan global berkaitan dengan One Health,” ungkap Prof Wiku Adisasmito yang merupakan koordinator INDOHUN sekaligus koordinator Asia Partnership on Emerging Infectious Disease Research (APEIR). Sampai saat ini, INDOHUN telah mengadakan training One Health untuk 1.912 peserta, di antaranya adalah 460 mahasiswa, 1.185 pegawai pemerintahan dan profesional di bidang kesehatan, serta 267 akademisi. Kampanye One Health memang akan terus dilakukan seiring dengan banyak ditemukannya penyakit-penyakit baru.
Selama 30 tahun belakangan ini, setidaknya ditemukan 30 penyakit menular baru yang mengancam kesehatan masyarakat. Penyakit Menular Baru Muncul (PMBM) atau Emerging Infectious Diseases (EID) di seluruh dunia 75% di antaranya adalah penyakit yang berasal dari hewan atau disebut zoonotic, sedangkan untuk penyakit infeksi yang sudah ada terlebih dahulu 60% adalah zoonotic. Persentase tersebut menunjukkan bahwa untuk mewujudkan manusia yang sehat dibutuhkan lingkungan yangs sehat dengan hewan yang sehat. Hal ini tidak dapat ditawar karena disadari atau tidak, manusia dan hewan hidup di satu ekosistem dan saling berinteraksi secara langsung atau tidak.
Tantangan yang dihadapi oleh kesehatan dunia berkaitan dengan penyakit infkesi baru muncul (emerging infectious diseases) dan penyakit infeksi yang muncul kembali (re-emerging infectious diseases) adalah resistensi antimikroba, penularan penyakit dari hewan ke manusia dan sebaliknya, semakin terhubungnya dunia sehingga memudahkan penularan penyakit dari satu daerah ke yang lain, serta degradasi kualitas lingkungan yang berdampak pada kesehatan hewan dan manusia.
Ancaman kesehatan ini bahkan menjadi lebih mengerikan jika melihat potensi digunakannya patogen yang resisten sebagai senjata biologis atau bioterorisme. World Health Organization (WHO) mempublikasikan setidaknya ada delapan emerging diseases yang menyebabkan epidemi paling banyak di dunia, yaitu Demam Hemoragik Krimea-Kongo, Ebola, Virus Marburg, Demam Lassa, MERS, SARS, Virus Nipah, dan Demam Rift Valley.

Comments

Popular posts from this blog

Karyono Wibowo Bicara Soal Amien Rais, PAN, Dan Wakil Ketua DPR

Prabowo : Jangan Lemah, Jika Tidak Ingin Diinjak Dan Didikte